Langit malam itu gelap, dihiasi hanya oleh bintang-bintang yang redup di balik awan pekat. Tanjiro Kamado berdiri di atas tebing curam, angin malam mengibarkan jubah hitamnya yang penuh debu dan darah. Di tangannya, Nichirin Blade-nya berkilauan seperti seberkas cahaya harapan di tengah gelapnya dunia. Sebuah misi besar menantinya, misi yang tak hanya mengancam nyawanya tetapi juga nasib manusia. Inilah perjalanan yang akan dikenang dalam kisah Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba.
Babak Pertama: Panggilan Kegelapan
“Tanjiro, ini bukan pertarungan biasa,” suara tenang Giyu Tomioka terdengar, seolah-olah bergema dari kedalaman hati. Mereka baru saja menerima kabar bahwa kelompok iblis yang dipimpin oleh Doma, salah satu Upper Rank, telah menjarah sebuah desa terpencil. Tak ada yang selamat.
Tanjiro mengepalkan tinjunya, bayangan keluarga yang direnggut oleh Muzan Kibutsuji kembali menghantui pikirannya. Nezuko, yang kini telah sedikit lebih stabil sebagai iblis, mendekat dan menyentuh lengannya. Ia mengangguk, seakan memberi isyarat bahwa ia siap untuk berdiri di sisinya, apapun yang terjadi.
Babak Kedua: Jejak Berdarah
Tanjiro, Zenitsu, Inosuke, dan Nezuko melangkah ke desa yang kini hanya tinggal puing-puing. Bau anyir darah menguar di udara, membuat mereka semua waspada. Jejak kaki dan tanda-tanda pertarungan menghiasi tanah. Zenitsu menggigil, namun tatapan Tanjiro yang penuh keyakinan membuatnya menelan ketakutannya.
“Mereka masih di sini,” kata Tanjiro, indera penciumannya yang tajam menangkap aroma iblis. “Bersiaplah.”
Tiba-tiba, bayangan hitam melesat dari balik reruntuhan, mengarah langsung ke Inosuke. Dengan refleksnya yang luar biasa, Inosuke menghunus pedangnya dan menangkis serangan itu. Namun, bukan hanya satu iblis yang menyerang. Dari segala arah, mereka dikepung oleh segerombolan makhluk kegelapan.
Babak Ketiga: Sweep the Board
Pertempuran itu terjadi dalam sekejap mata. Zenitsu, yang biasanya ragu, memejamkan mata dan menggunakan teknik Thunderclap and Flash. Dalam satu kilatan, tiga iblis tumbang. Inosuke, dengan gaya bertarung liarnya, menebas dan menangkis serangan tanpa henti.
Namun, fokus cerita berada pada Tanjiro dan Nezuko. Ketika Doma muncul, auranya begitu mencekam, membuat seisi desa terasa beku. Dia melangkah dengan senyuman sinis, kipas esnya berkilauan di bawah cahaya bulan.
“Kau datang untuk membalas dendam? Betapa mengharukan,” ejek Doma, mengibaskan kipasnya dan melepaskan badai es ke arah Tanjiro dan Nezuko.
Tanjiro melompat, mengaktifkan teknik Hinokami Kagura – Dance of the Fire God. Gelombang api menyala membelah badai es, menciptakan pemandangan spektakuler yang membakar langit malam. Nezuko, dengan kekuatan iblisnya yang meluap, menyerang dari sisi lain, memberikan Tanjiro ruang untuk mendekati Doma.
Babak Keempat: Menghadapi Kegelapan
Pertarungan mereka adalah paduan tarian dan kecepatan, api dan es yang bertabrakan dalam irama kematian. Doma tertawa, meremehkan tekad Tanjiro. Tetapi, dengan setiap serangan, Tanjiro menemukan celah.
“Untuk keluargaku,” teriak Tanjiro, melancarkan teknik pamungkasnya, Sun Halo Dragon Head Dance. Pedangnya membara dengan api, memotong udara seperti naga yang melayang menuju musuhnya.
Dalam satu tebasan terakhir, leher Doma terputus. Tubuhnya membeku dan perlahan hancur menjadi kristal es yang beterbangan di udara. Tanjiro terhuyung, napasnya terengah, namun tatapan matanya tetap tegas.
Babak Kelima: Harapan di Tengah Kegelapan
Saat fajar mulai menyingsing, mereka semua berdiri di tengah puing-puing desa yang kini sunyi. Nezuko tersenyum kecil, meskipun matanya dipenuhi air mata.
“Kita berhasil,” bisik Zenitsu, duduk lelah di tanah.
Namun, Tanjiro tahu, ini bukan akhir. Pertarungan melawan Muzan Kibutsuji masih menanti. Meski begitu, untuk kali ini, mereka berhasil menyapu papan permainan, membalikkan keadaan, dan memberikan secercah harapan bagi umat manusia.
Kisah ini menjadi bagian penting dari legenda Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba, menunjukkan bahwa dengan keberanian dan cinta, bahkan kegelapan terdalam dapat ditaklukkan. Langkah mereka berlanjut, membawa kisah penuh darah, keberanian, dan cinta yang tak tergoyahkan.